![]() |
Hari ini, selain aku isi dengan review kerjaan, aku juga beresin kertas-kertas catatan dan struk, dan printilan lain yang ada di atas meja. Saat itulah aku nemu kertas catatan saat ikut webinar Brainfit dengan topik membantu anak belajar mengatur waktu. Waktu itu memang nggak niat pindahin ke kertas, menurutku ditulis di blog sepertinya akan lebih bermanfaat.
Acara bareng Brainfit Indonesia ini diadakan pada bulan November tahun lalu (2021), saat Hana sedang bersiap untuk UTS.
Seperti biasa kalau mau UTS gitu dia kerepotan dengan buat rangkuman sekaligus mempelajari materi kisi-kisi UTS, plus masih menghadapi ujian praktek.
Sebetulnya, sejak masuk bulan Oktober aku tuh, sudah ngingetin dia agar mulai buat ringkasan agar pas tes nanti cukup ngulang beberapa materi saja.
Tapi ya gitulah; mulutnya memang berkata "iya", tangannya juga bergerak menyiapkan meja, tapi begitu duduk, perhatiannya mulai ke YouTube TV, alasannya, aku nggak bisa belajar kalau ga ada suara. Ga ada suara sama dengan bikin ngantuk"
Terasa masih kurang, dia juga balesin chat temen, galfok sama notifikasi channel yang disubscribe, gambar Doodle buat catetan de es be de el el. Bikin emaknya pengen garukin tembok aja.
Hasilnya, waktu duduk dua jam itu paling hanya dapat beberapa baris rangkuman saja.
Cara membantu anak mengatur waktu
Alasan aku keukeuh ngajarin Hana ngatur waktu dari sekarang
Sebetulnya, sudah dari dulu Hana belajar mengatur waktu. Apalagi dia juga terbiasa lihat aku bikin mapping waktu, tapi (lagi-lagi tapi ...) belum memberikan pengaruh nyata. Nggak heran, saat UTS dia masih sibuk membuat rangkuman dengan sistem kebut semalam. Akibatnya, dia sering berangkat tidur di atas jam 9 malam, tidur pun jadi tidak nyaman karena merasa belum belajar semua materi.
Okay, dia memang masih anak-anak, masih SD, tapi buatku sudah waktunya dia mulai bertanggung jawab atas waktu yang dia miliki. Toh, dia sudah baligh, sebentar lagi SMP dan rencananya dia pengen masuk ke sekolah dengan sistem pembelajaran online.
Kita semua tahu, kalau ingin berhasil sekolah online, kuncinya ada pada kemampuan mendisiplinkan diri dalam menggunakan waktu.
Menurutku membiasakan diri aware dengan waktu dan bagaimana menggunakannya sejak awal, akan sangat membantu anak saat dia dewasa. Toh ini bukan tentang mendapatkan nilai 10 atau grade A, tapi membangun ketrampilan hidup.
Alasan lainnya ....
Aku paling nggak suka kalau Hana belajar dengan metode seperti itu. Selain capek, dia jadi sering mengakhirkan waktu sholat atau malah ninggalin tilawah dengan alasan pekerjaan merangkumnya belum selesai. 😔
Jujurly, aku tuh bukan orang yang religius, tapi nggak tenang aja kalau Hana mulai sholat di akhir waktu. Khawatir jadi kebiasaan.
Belajar dan sholat memang penting, tapi berapa lama sih waktu yang dibutuhkan untuk sholat dan tilawah sampai-sampai dilakukan di akhir waktu?
Allah SWT mengatur waktu sholat sedemikian rupa tentu ada manfaatnya. Dan kalau Sahabat RPB pernah ngamati, sholat di awal waktu malah bantu kita lebih fokus pada pekerjaan yang kita lakukan karena kewajiban sudah dikerjakan.
Artikel terkait: Mengatur Waktu untuk Seorang Muslim
Oya, menurut pengajar Brainfit, ternyata ada manfaatnya lho, ngajarin anak mulai mengatur waktu dari kecil.
Kata ahli tentang anak belajar mengatur waktu sedari dini
Kemampuan mengatur waktu pada anak saat ini jadi semakin penting sejak diberlakukannya sekolah dari rumah.
Pas pembukaan webinar kemarin, pengajar dari Brainfit mengemukakan beberapa masalah yang dihadapi orang tua terkait dengan tugas sekolah dan menajemen waktu, yaitu
- Keterlambatan mengumpulkan tugas
- Kebiasaan menunda
- Belum tahu cara membuat prioritas
- Bisa mengerjakan tugas tapi sangat lama karena terdistraksi
Saat anak masuk usia remaja, sekitar usia 11-18 tahun, otaknya mengalami perubahan besar-besar-besaran karena berpindah dari fase otak anak ke fase otak orang dewasa.
Kondisi otak dewasa adalah kondisi yang dipersiapkan untuk mengambil keputusan, mempertimbangkan resiko, menentukan prioritas, bisa membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang, mampu mengontrol diri, termasuk bisa me-manage banyak hal, baik yang terkait diri sendiri ataupun orang lain.
Karena itu wajar jika sering jadi "kacau", otak mencoba rekoneksi jaringan-jaringannya, karena sebagian jaringan ada yang hilang dan muncul jaringan baru.
Meskipun begitu, para remaja tetap butuh dilatih agar otaknya nanti berkembang dan menjadi otak dewasa yang matang. Pada momen inilah, momen terbaik untuk melatih otak anak menjadi otak dewasa, agar kualitasnya nanti menjadi optimal.
Masalah mengatur waktu sebetulnya adalah masalah tentang self management, dan jika tidak dilatih dengan baik dapat menganggu kehidupan sosial, menurunkan rasa percaya diri, hingga kebiasaan menunda (prokrastinasi).
- Susah fokus
- Inkonsistensi
- Sudah ada gejala keterlambatan