Mengenal Arti BPM, Mengukur Denyut Nadi, dan Manfaatnya untuk Kesehatan

manfaat mengukur denyut nadi atau BPM

Last Updated on: 28th November 2023, 05:40 pm

Sudah pernah mendengar tentang BPM dan manfaatnya untuk kesehatan? 

BPM adalah kependekan dari beats per menit, yang artinya ukuran dari jumlah denyut nadi kita

Denyut nadi merupakan jumlah denyut pembuluh darah arteri (pembuluh darah pembawa darah bersih) dalam satu menit. Pembuluh arteri ini berdenyut (berkontraksi) sebagai respon terhadap detak jantung. Jadi, jumlah denyut nadi kita per menit, sama dengan jumlah detak jantung. 

Karena itu, selain bisa digunakan untuk menentukan kondisi kesehatan, denyut nadi juga bisa menjadi tolok ukur apakah jantung bekerja dengan baik atau tidak. 

Saya sendiri lebih sering menggunakan denyut nadi dibanding suhu tubuh untuk mengetahui apakah saya sehat atau sedang butuh istirahat lebih banyak. Kalau masih dikisaran angka 100, berarti saya baik-baik saja. 

Salah seorang pelatih senam saya pernah mengajarkan jika denyut nadi setelah bangun tidur adalah cara yang paling mudah untuk mengetahui kondisi kesehatan kita. Jika tidak lebih dari 100 bpm, berarti kondisi tubuh kita baik-baik saja. 

Berapa BPM atau denyut nadi normal untuk orang dewasa? 

Lalu seperti apa denyut nadi normal pada orang dewasa, terutama jika usia kita sudah di atas 40 tahun? 

Denyut nadi normal pada orang dewasa jika tidak sedang aktif antara 60-100 bpm.

Tidak sedang aktif artinya, kita tidak baru saja selesai melakukan pekerjaan yang berat seperti olahraga, mengangkat beban berat, dan pekerjaan berat lainnya. 

Waktu terbaik untuk mengukur denyut nadi normal adalah usai bangun tidur. Namun jika ingin mengukur denyut nadi normal setelah berolahraga, Sahabat RPB perlu berisitrahat paling tidak 5 menit, sebelum mengambil denyut nadi yang normal. 

Denyut nadi juga bisa menjadi ukuran apakah olahraga yang kita lakukan efektif atau tidak. Bahkan denyut nadi kita perlu mencapai 120 bpm, jika latihan yang kita lakukan akan memberi dampak pada tubuh. 

Tapi standar denyut nadi ini 120 bpm hanya untuk mereka yang jarang berolahraga, ya. Kalau Sahabat RPB biasa berolahraga, denyut nadi yang akan Sahabat peroleh biasanya malah dibawah 100 bpm. 

Saya pernah mencoba memaksakan diri menyelesaikan panduan olahraga “Strong by Zumba” dari Aisha Lee, karena saat cek denyut nadi selalu di bawah 100 bpm. Saat itu napas saya rasanya mau putus, berolahraga dan bergerak lebih keras, tapi denyut nadi saya mentok 98 bpm. Saya pikir olahraga saya jadi sia-sia, karena tidak bisa mencapai denyut nadi yang optimal. 

manfaat mengukur denyut nadi atau BPM

Saat konsultasi dengan pelatih senam, ternyata denyut nadi usai olahraga pada mereka yang biasa aktif (berolahraga dengan rutin) dan yang tidak biasa aktif memang berbeda. 

Mereka yang biasa berolahraga, denyut nadinya lebih rendah, karena jantung tidak perlu bekerja lebih keras meski tubuh melakukan pekerjaan lebih keras. Bahkan denyut nadi para atlit saat tidak sedang aktif hanya 60 bpm. Kecil banget kan, ya? 

Faktor-faktor yang mempengaruhi bpm atau denyut nadi

 Selain aktivitas fisik, denyut nadi juga dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

  • Usia; Denyut nadi anak-anak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Namun, lansia memiliki denyut nadi yang cenderung rendah. 
  • Suhu udara; Saat suhu udara tinggi, jantung akan bekerja lebih keras, maka denyut nadi pun akan lebih tinggi. 
  • Emosi; Yang ini sudah jelas lah, ya, orang yang kondisi marah, stres, cemas, terkejut, atau mala gembira, tentu denyut nadinya lebih tinggi. 
  • Ukuran tubuh; Mereka yang obesitas bisanya memiliki denyut nadi yang lebih tinggi dibanding pemilik badan normal, meski umumnya, denyut nadinya tidak lebih dari 100. 
  • Mengkonsumsi obat-obatan atau makanan tertentu; Obat-obatan yang bekerja untuk menurunkan hormon adrenalin, biasanya menyebabkan denyut nadi menjadi lebih rendah. Mengkonsumsi makanan/ minuman yang mengandung kafein, merokok, bisa menyebabkan denyut nadi meningkat.

Cara mengukur bpm atau denyut nadi

Nah, setelah tahu manfaat mengukur denyut nadi, yuk, kita coba mengukur denyut nadi tubuh kita. Caranya gampang, kok;

#1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan, atau pada lipatan paha, cekungan leher depan dibawah batang tenggorokan. Jika denyut nadi tidak terasa, Sahabat boleh menekan sedikit lebih keras, sampai denyut terasa. 

 #2. Gunakan jarum jam, atau stopwatch untuk menghitung denyut nadi selama 15 detik, dan kalikan hasilnya dengan 4. Hasil dari perkalian tersebut adalah denyut nadi Sahabat. 

 Oya, cek juga apakah ritme denyut nadi Sahabat teratur atau tidak. Denyut nadi yang teratur seperti tik-toknya jam di dinding. Gampang, kan?

Cara lain untuk mengukur denyut nadi adalah dengan menggunakan smartwatch. Mengukur denyut nadi menggunakan smartwatch , selain lebih mudah juga lebih akurat. Kita bisa menggunakan smartwatch untuk mengukur denyut nadi saat berolahraga, dan bahkan saat tidur. Kualitas tidur kita juga bisa diukur dengan menggunakan jam tangan pintar ini.

Beberapa waktu lalu saya membeli sebuah jam tangan pintar, kapan-kapan saya bagikan reviewnya di blog ini, ya.

Untuk Sahabat yang ingin tahu lebih banyak tentang smartwatch, beserta fiturnya untuk kesehatan, bisa cek tautan penawaran di e-commerce kesayangan Sahabat di bawah ini

Show 1 Comment

1 Comment

  1. Baru tahu kalau marah, denyut nadi lebih tinggi. Ternyata marah itu berpengaruh ke tubuh juga ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *