Pengen Nyoba Profesi Content Writer? Jangan Lupa Siapkan Diri untuk Kerja Lembur, ya!

profesi freelance content writer kadang perlu kerja lembur juga

Last Updated on: 6th February 2024, 06:57 am

You must able to meet deadline on time with no excuses, including sick

Percaya atau tidak, kalimat dalam diatas adalah salah satu syarat untuk mendaftar sebagai penulis konten pada salah satu situs lifestyle.

Terdengar agak kejam? Hmm… bisa jadi ya, bisa juga tidak. Siapa saja yang memulai membuka situs,-baik untuk tujuan memperkenalkan atau malah memperkuat brand -, maka orang tersebut bisa dikatakan telah mulai melakukan digital marketing.

Dan dalam dunia digital marketing, setiap pelakunya pasti berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama muncul pada halaman mesin pencari. Atau jika tidak, mereka akan berusaha mendapatkan trafik setinggi-tingginya pada situs mereka.

Sayangnya, dunia digital tak pernah bisa menunggu. Setiap menit ada jutaan informasi yang di update di seluruh belahan dunia. Mereka yang terkini, dan memiliki info akuratlah pemenangnya.

Jadi, wajar jika kemudian ada yang mensyaratkan penulis kontennya tidak boleh melewatkan satu jadwal pun, dengan alasan apa pun, termasuk sakit. Tidak mudah? Iya, inilah sisi lain dari dunia freelancing, khususnya content writer yang jarang dibahas oleh banyak orang.

Jadi, itukah alasan kenapa penulis konten harus siap lembur?

Sebetulnya tidak juga sih, tergantung dari beban pekerjaan atau kesepakatan antara si content writer dengan klien. Ada yang setiap hari wajib menyelesaikan puluhan artikel, atau seperti saya, yang hanya beberapa artikel di beberapa situs yang berbeda. Kadang ada juga klien lama nyolek minta tolong untuk menerjemahkan, akibatnya, jam kerja perlu mundur juga.

Jujur saja, saya tidak suka kerja lembur. Karena paginya pasti capek banget, trus ujung-ujungnya malah nggak bisa maksimal kerja. Tapi kadang kondisi sudah tidak bisa diakalin lagi. Semua pekerjaan rumah tangga sudah dijadwalkan, sudah disiplin memenuhi jadwal, kecepatan kerja juga sudah ditingkatkan; tapi ya, kadang ada saja gangguan yang tidak bisa dielakkan.

Seperti saat saya menulis artikel ini. Semua sudah di-setting agar bisa mulai menulis di pagi hari. Alhamdulillah sedari pagi semua berjalan sesuai rencana. Tapi, ketika baru sampai paragraf tiga, tiba-tiba ipar datang, curhat sampai hampir dua jam.

Saya belajar juga, pekerjaan yang tertunda itu sebaiknya segera dikerjakan, meski hanya 1-2 sub-pekerjaan saja. Kalau ditunda, esok hari malah akan semakin banyak pekerjaan.

Seandainya target harian seorang content writer 3 artikel, tapi karena tertunda satu pekerjaan, maka esok hari akan ada 4 artikel yang harus selesai. Ya, kalau semua berjalan sesuai rencana, kalau tidak? Ambyar, deh!

 

Trik lembur maksimal buat content writer

 
Jika sudah memutuskan kerja overtime, pastikan Sahabat bekerja sesuai dengan target yang telah sahabat tentukan. Jangan sampai sudah dibela-belain mengurangi jam tidur, tapi kerjaan nggak kelar juga.
 
Nah, saya punya beberapa trik ni, agar kelak, kalau Sahabat terpaksa lembur, waktu yang Sahabat gunakan bisa maksimal.
 
1. Matiin semua media sosial
 
Malam hari biasanya suasananya sepi, jadi bawaanya pengeen … ngobrol aja. Nyari teman istilahnya. However, lembur model begini, dijamin nggak akan menyelesaikan pekerjaan. Biasanya malah nggak fokus, asik komen, ngenggosip, curhat, … Pekerjaan paling di tengok satu dua menit. Tahu-tahu satu jam lewat, tapi baru dapat 3 kalimat.
 
Jadi, kalau memang butuh “teman”, lebih baik dengerin musik, atau muro’tal aja. Dijamin lempeng deh, lemburnya.
 
 
Jadwal berantakan bisa jadi penyebab content writer kerja lembur
 
2. Sedian cemilan dan air minum
 
Kerja malam kadang memang bikin perut mudah lapar. Ya, mungkin karena udah lewat jam makan malam, ya?
 
Jadi, nggak ada salahnya sediain cemilan buat teman begadang. Akan lebih baik kalau pilih cemilan yang tidak terlalu banyak mengandung gula atau karbohidrat yang berlebihan.
 
Gula (kelompok bukan fruktosa) cepat sekali diurai tubuh, ujung-ujungnya malah bikin perut mudah keroncongan. Dulu saya suka sedia cemilan apa aja, yang penting bikin perut anteng. Nggak tahunya berat badan pun meluncur sampai 59kg. Akhirnya sekarang lebih suka milih buah seperti pisang, labu kuning (seratnya okeh banget ni), plus segelas air hangat.
 
3. Sempatkan olahraga
 
Saat sibuk, salah satu kegiatan yang paling sering dihilangkan adalah olahraga. Padahal menggerakkan tubuh tetap kita butuhkan untuk menjaga kebugaran badan.
 
Tapi pastikan sudah mencukupi kebutuhan tidur minimal 6 jam sebelum mulai olahraga. Pilih olahraga yang ringan dan tidak terlalu menstimulasi kardiovaskular, misalnya jalan kaki atau naik sepeda santai.
 
4. Konsumsi vitamin tambahan
 
Beberapa bulan lalu, saya ikut 3 kursus online, plus merintis usaha kepenulisan konten. Otak rasanya diperas, setiap hari berkejaran dengan jadwal belajar, jadwal nulis, menyelesaikan pekerjaan rumah… capek banget!
 
Nah, saat beban kerja meningkat seperti ini, biasanya jadi mudah stres. Akibatnya metabolisme tubuh melambat, mudah pusing, atau sakit kepala. Untuk menjaga ketahanan tubuh, saya minum Suplemen vitamin C, Zinc, dan mangan akan membantu tubuh kita untuk mengatasi ganguan-gangguan tersebut.
 
Kandungan vitamin B juga akan membantu otot-otot kita tidak mudah capek, sehingga keesokan hari kita bangun dengan lebih segar.
 
Vitamin dan mineral dengan terbiasa mengkomsumsi makanan seimbang yang terdiri dari buah dan sayuran, karbohidrat utuh, serta makanan sumber protein lainnya. Tapi ada kalanya kita tidak bisa mendapatkan jumlah vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
 
Beban kerja yang meningkat dan membuat kita harus lembur, stres, baru saja sembuh dari penyakit adalah beberapa contoh yang membuat kita butuh suplemen vitamin tambahan.
 
Oya, jangan lupa konsultasikan jumlah yang hendak dikonsumsi dengan dokter, ya. Teman-teman bisa gunakan fasilitas konsultasi online untuk mendapatkan rekomendasi suplemen yang tepat. 
 
 
Begitulah suka-duka peran freelance content writer. Jika tertarik dengan peran ini, selain menyiapkan diri dengan keterampilan memadai, siapkan tubuh juga agar nggak kaget kalau tiba-tiba dicolek klien dan diminta untuk kerja lembur.
 
Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di artikel content writer berikutnya. 
 
Show 18 Comments

18 Comments

  1. Ya ampun, drakornya teteeep yo wkwk. Dan emang kalo ditunda2 tu bahaya numpuk >.<

  2. hahaha bener bgt tuh krn mau kerja lembur, matiin semua medsos, malah keasyikan ngerumpi, materi di kepala jd buyar

  3. Uci

    Aku belum sempat olahraga mbaa. Kapan yaaa..
    Enak ya theragran ini, aku jg cocok mba..
    Good luck yaa mba 🙂

  4. Harus siap lembur ya Mbak untuk jadi writer content. Kalau gitu perlu tambahan stamina dong yak…

  5. Anonim

    Malamnya ngelembur ngeblog, paginya kerja sampai sore. Duh, badan terasa pegel 😀

    Salam kenal mbak 🙂

  6. Saya pernah dapat job menulis konten,buat saya nggak bebas banget harus sesuai deadline dan itu job pertama dan terakhir saya karena saya malas mending buat artikel di blog sendiri.Saya malah tertarik jualan konten yang sudah siap publish jadi saya buat artikel dulu baru ditawarkan kepembeli jadi lebih bebas

  7. Saya…. Ngacung tinggi… Tukang lembuur.. Hehe

    Bener tuh harus sedia multivitamin biar gak cepet drop ya.. Mbak

  8. Iya betul kalau jadi penulis content mah harus siap lembur ahahaha… untung ada dopingan multivitamin yak 🙂

  9. Hahaha Bener banget mbak harus siap lembur bahkan melek di saat orang lain tertidur nyenyak karena pada waktu2 inilah momen yang pas buat nulis, karenanya emang butuh asupan nutrisi tambahan salah satunya yah dari multivitamin itu ya mbak.

  10. Saya hampir setiap hari mbak suka kerja sampai hampir tengah malam dan bisa jugalah dikatakan lembur dan jujur pekerjaan yang saya jalani itu lama kelamaan membuat tubuh saya jadi agak gimana gituh mbak dan sebenarnya pengen istirahat tapi namanya juga pekerjaan jadi harus dikerjakan mumpung lagi bagus bagusnya.

  11. Berat juga ya mbak… Tadinya padahal suka iri sama content writer atau blogger full time yang kayanya bisa stay at home kerjanya, ternyataaaaaa tantangan bagi waktunya juga berat ya… semangat mbak rahayuuuu 🙂

  12. wah, keren mbak penulisan ttg theragran-m di postingan ini. sekaligus kasih tips buat disiplin menulis. betuuul… media sosial itu perlu tp banyakan bikin gak konsen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *