Cara Menjadi Content Writer

cara menjadi content writer atau penulis konten

Last Updated on: 22nd April 2024, 05:34 pm

Beberapa waktu lalu pernah ditanyain sama adik kelas, gimana caranya jadi content writer atau penulis konten. Janjinya si, saat itu pengen bikin dalam bentuk video, tapi kayane kok ribet ya (*kata lain dari nggak bisa gitu). Jadi, sebaiknya ditulis saja ya…

Cara menjadi content writer atau penulis konten

Syarat menjadi content writer atau penulis konten

Content writer dan penulis konten, apakah ada bedanya? Sebenarnya ya, enggak si, cuma masalah bahasa saja kan? Tapi saya kasih bocoran ya, ada dua kelompok orang dalam job ini lho.

Kelompok pertama adalah mereka yang menulis konten dengan cara melakukan analisa pengguna situs (user experience) terlebih dahulu, riset, baca buku, dan juga wawancara.

Sementara kelompok kedua, mengambil beberapa artikel sesuai referensi google, dan kemudian menuliskan ulang menjadi sebuah artikel baru (biasa dikenal dengan nama scrapping text)

Cara pertama biasanya artikel lebih organik. Teman-teman bisa menemukan hasil karya mereka di situs-situs media atau berita online, blog milik korporasi, e-commerce, atau bisnis start up. Mereka nggak 100% menulis organik si, kadang juga menulis artikel yang mirip dengan situs lain. Tapi biasanya hanya 1% saja, sekedar ngejar berita viral aja.

Penulis konten pada grup kedua biasanya menulis berdasar pesanan kata kunci tertentu. Mereka nggak bisa protes, meski kata kunci yang diberikan tidak mereka kuasai.

Jika Sahabat RPB ingin berada di kelompok content writer pertama, maka menguasai SEO, Google Trends, teknik penulisan content writing, serta pemahaman akan user experience, – adalah keharusan. Istilahnya, masih ada syarat lain selain kemampuan menulis yang sudah dikuasai.

Syarat lainnya, tentu saja harus bisa menulis. dan tidak asala menulis, hasil tulisannya harus enak dibaca juga. Apalagi nulis konten biasanya mengandung kata kunci tertentu, dan kata kunci tersebut harus disebutkan beberapa kali dalam tulisan.

Jadi kalau tidak pandai menempatkan kata, menyusunnya kata kunci dengan cantik, hasil tulisan biasanya tidak akan nyaman dibaca.

Untuk latihan, Sahabat bisa mencoba salah satu tips yang diberikan oleh kawan seagensi saya; menggunakan rumus 5W+1H.

Panduan dasar menulis ini sangat membantu untuk menulis artikel dengan cepat. Terlebih jika cita-cita Sahabat ingin seperti content writer yang ada di kelompok kedua, yang biasanya dituntut mampu menyelesaikan artikel minimal 3-5 dalam sehari.

Kalau kelompok pertama si, lebih bebas, meski ada juga yang memakai tenggat waktu 3 artikel sehari. Pokoke menjadi penulis konten itu harus siap untuk begadang, siap untuk depan kompi 6-8 jam sehari.

Artikel terkait: Panduan Cara Mulai Kerja Freelance

Nah, sekarang gimana cara menjadi penulis konten? 

Menurut pengamatan (juga pengalaman) ada tiga cara untuk menjadi penulis konten, yaitu

  1. Gabung di agensi kepenulisan (seperti re-media service, indscript, dll),
  2. Mengirimkan langsung tawaran atau aplikasi pada mereka yang membutuhkan tulisan untuk platform digital
  3. Membantu teman yang sedang kebanyakan job ๐Ÿ˜€

Sesederhana itu sebetulnya untuk cara menjadi seorang contnet writer. Building portofolio, bikin CV, kirim proposal atau tawaran kerjasama, tanda tangan persetujuan, kerja.

Yang berat itu adalah prosesnya. Detilnya seperti apa? kapan-kapan nanti saya cerita, ya.

Show 12 Comments

12 Comments

  1. Oh pantesan kalau OL sampai malam banget. Menurut saya, conten writer dituntut harus pintar. Pintar dalam arti menguasai segala bidang, dan begitulah penilaian kasat mata terhadap Mbak Wiwit ๐Ÿ˜€

  2. Kalau banyak ilmu tu, memang bisa diuangin dari mana aja to, mbak. Sayang, aku nggak segitu pintarnya; mbak rani malah lebih oke.

  3. banyak membaca buku kukira juga ngebantu banget nih kalo pas blocking ide, sekalian menambah perbendaharaan kata ya biar gak fakir kosa kata.

    Trus, kalo blogger sendiri…hmmm apa bisa disebut content writer kelompok kedua ya mba?

  4. Menurutku kok enggak ya, mbak. Blogger kan suka-suka kita. Placement artikel kan juga yang sesuai dgn blog kita to? Kita masih berkuasa penuh atas tulisan tersebut. Menurutku blogger tu terpisah dari content writer.

  5. Wah mantep… Yang pasti jadi content writer butuh me time biar tetap waras, wkwkwk.. Kalau saya sih ๐Ÿ˜€

  6. Kalo yang kelompok kedua kadang nggak menguasai, tapi terpaksa nulis mbak. Asli, nggak bisa nawar.

  7. Whoaaaa…
    makasih banyak buat ilmunya nih mbaaaaak! Berasa nambah ilmu banget abis mampir sini :))

    Kemampuan nulisku masih cuma sebatas curhat nih mbaaak, iki piye dong urusannya inih kalo mau jadi content writer muahahaha…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *