Cara Mengatur Keuangan dengan Pendapatan Tidak Tetap

Alhamdulillah, kemarin pagi saya sempat dapat me time, bisa nonton tivi pagi-pagi. Pas buka salah satu stasiun TV swasta, kebetulan ada acara Cerdas Finansial 5 menit bersama Manulife. Pas banget topiknya tentang cara mengatur keuangan untuk mereka dengan pendapatan tidak tetap.

Hal yang satu ini memang tidak mudah, bagaimana sesuatu yang tidak pasti, harus membiayai hal-hal yang pasti; itu rasanya seperti sesuatu hil yang mungkin sangat mustahal #halah.

Yach, tapi memang begitulah keadaannya (pada titik ini kadang saya merasa takjub, bagaimana Tuhan selalu memampukan umat-umatNya untuk memnuhi hajat hidupnya — curcol dikit)

Lalu bagaimana seharusnya mengatur keuangan dengan pendapatan tidak tetap?


Aturan dasar agar sukses mengatur keuangan dengan pendapatan tidak pasti sebetulnya juga sama saja dengan mereka yang berpendapatan tetap, intinya adalah

  1. Cermat dan disiplin pada rencana
  2. Rajin mencatat pengeluaran dan pemasukan 
  3. Pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pendapatan
  4. Memiliki dana darurat dan dana masa depan (menurut nara sumbernya, pos ini hukumnya “wajib”) 

Pentingnya dana darurat dan dana masa depan bagi mereka dengan pendapatan tidak tetap

Hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh seorang dengan pendapatan tidak tetap adalah memiliki dana darurat dan mempersiapkan kebutuhan untuk masa depan; seperti kebutuhan masa pensiun, biaya pendidikan yang semakin meningkat, membeli atau mengangsur rumah.

Karena ketidak pastian pendapatan inilah, membuat seorang dengan pendapatan tidak tetap justru sangat membutuhkan dana darurat dan dana untuk persiapan masa depan. Bisa dikatakan level kebutuhannya lebih tinggi dibanding mereka dengan pendapatan yang tetap.

Jumlah yang harus disisihkan untuk dana darurat dan masa depan

Aturan dana darurat yang harus dipersiapkan tetaplah sama, yaitu 6 kali dari pendapatan yang diterima setiap bulan. Untuk mereka dengan pendapatan tidak tetap, penghasilan setiap bulan diperoleh dari penghitungan rata-rata yang telah diterima selama 6 bulan terakhir (masih punya catatannya, kan?).

Kita tentu sering mendengar nasehat para ahli keuangan, bahwa minimal 10% dari pendapatan setiap bulan harus disisihkan untuk untuk tabungan, dana pensiun, atau investasi .

Artikel terkait: Dana Cadangan bagi Freelancer

Bagi Sahabat Pembaca yang memiliki pendapatan tidak tetap, aturan 10% ini memang bisa berlaku, namun pada saat pendapatan lebih tinggi dari pendapatan rata-rata sebaiknya menambahkan alokasi dana ini beberapa persen. Tujuannya agar kelak, saat pendapatan menurun, jumlah investasi yang direncanakan tetap bisa terpenuhi.

Saat pendapatan menurun, bolehkah dana investasi digunakan?

Yah, namanya juga pendapatan tidak pasti, pasti ada kalanya job sepi, orderan turun, banyak pesaing bermunculan, hingga situasi tak pasti lainnya yang membuat pendapatan menurun.

Pada saat pendapatan berada di bawah pendapatan rata-rata, atau malah menurun, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengoreksi pengeluaran; memilah mana yang bisa dikurangi atau malah dihilangkan.

Saya pernah menuliskan hal ini pada artikel “Bijak Mengelola Keuangan Pribadi” Di paragraf terakhir saya sisipkan cara untuk mengatasi masalah keuangan.

Jika semua sudah dilakukan, dan situasi belum juga membaik, maka bolehlah dana darurat digunakan. Dana investasi adalah pilihan terakhir untuk digunakan bila memang semua cara (selain hutang) sudah ditempuh. Tapi jangan lupa, saat pendapan membaik, jumlah dana investasi yang terpakai tadi harus dikembalikan. Percaya deh, jangan pernah main-main dengan uang yang memang Sahabat rencanakan untuk kebutuhan dimasa depan ( I’ll tell you the story one day, Insya Allah)

Sekuat tenaga, sebisa mungkin, jangan pernah berhutang, untuk menutupi kekurangan dari kebutuhan setiap bulan yang harus dikeluarkan. Lebih baik dan lebih aman kurangi saja gaya hidup termasuk menu makanan. Karena dengan berhutang berarti sama saja menambah pos pengeluaran pasti pada bulan berikutnya (nambahin masalah maksudnya).

Nah, bagaimana dengan para Sahabat freelance, bagaimana cara Sahabat mengatur keuangan?

Show 19 Comments

19 Comments

  1. Sebenarnya banyak ilmu mbak ya tentang mengatur keuangan, termasuk ada beberapa software. Namun secara praktek, saya kadang sulit konsisten. hikss….

  2. Makasih tips2nya Mba.. Buat bekal kalau besok resign & jdi freelancer.
    Kalau yg aku baca2 sih, wajib punya dana darurat 12x pengeluaran bulanan.
    Jadi kalau setelah resign masih sepi job, kebutuhan keluarga masih terpenuhi at least dlm waktu 12 bulan.

  3. Iya, mbak, dalam banyak hal konsisten dan disiplin itu memang susah. Dulu saya juga seperti itu, makanya pilih cara yang paling mudah untuk saya. Sudah merasakan sendiri soalnya dari akibat nggak konsisten; dan rasanya, huah… enggak banget mbak.

  4. Wew, saya baru tahu tentang dana darurat yang 6x besar income perbulan. Iya ini mesti saya persiapkan juga. Kalau 10% dari income sih udah bisa lebih, tapi ya gitu… amblas lagi buat ngayap, haha… Selanjutnya mesti makin disiplin nih nabungnya.

  5. Nggak papa kok Miss, punya hobi ngayap yang kadang memang mahal; tetep sisihkan 10% dr gaji aja. Tinggal lirik tu, pos mana yg bisa dkurangi buat jatah ngayap ha ha ha

  6. Hmm penting banget nih buat blogger yang jobnya nggak selalu datang.

  7. saya juga kok mbakyu, susah bgt itu, apalagi kalau lihat wishinglist yg berjejer. blm lagi godaan gadget huaaa….

  8. dana darurat memang penting, bahkan sangat urgent, apalagi kalo penghasilannya nggak tetap…
    trimaksih sudah berbagi ilmu…
    keep happy blogging always…salam dari makassar-banjarbaru 🙂

  9. harus tu mas Dwi, apalagi kalo hasil adsense blm terkumpul kan? ha ha ha

  10. iya, mbak, tipsnya praktis. cocok untuk belajar adventorial juga

  11. bisa juga tuh diterapkan pada keuangan anak kos, kalau pada kuluarga sepertinya susah mba, seperti misalnya anak minta sesuatu jadi bengkak pengeluarannya

  12. justru kalau ga diatur bakal kelabakan Mas. Keinginan anak pun harus dibatasi. Alhamdulillah saya bisa mas. Anak saya sudah terbiasa dengan pending dan batasan jajan. menurut saya harus dididik dari mula si mas, dan jangan dituruti semua maunya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *